BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Manusia
dalam hidupnya tak lepas dari permasalahan. Manusia dalam hidupnya pasti pernah
mengalami kegelisahan. Gelisah
tergolong penyakit batin, penyakit ini dapat menyerang siapa saja, dari golongan apa, dan bangsa apapun. Bila dibandingkan dengan
rasa takut, daerah operasinya lebih luas. Sebab orang yang pemberani, tak
mungkin diserang oleh rasa takut. Atau orang yang mempunyai obat penangkal
takut juga tidak akan dijamahnya. Umpama orang yang pernah mengerjakan
perbuatan salah sudah pasti tidak akan takut untuk dituntut. Begitu pula
seorang yang kaya, pasti tidak akan takut kelaparan, dan sebagainya. Tetapi
walaupun benar, kaya, pandai, jujur, dan sebagainya pasti akan dilanda perasaan
gelisah.
Kegelisahan merupakan rasa kekhawatiran yang ada dalam diri manusia, rasa ini
disebabkan karena kurang tentramnya jiwa seseorang tersebut, atau rasa tidak
tenang (tidak sabar) yang menyebabkan rasa gelisah ini mincul. Pada
hakekatnya sebab-sebab orang gelisah disebabkan karena rasa takut pada
hak-haknya. Namun terlepas dari itu usaha untuk mengatasi kegelisan sangatlah
perlu. Yaitu dengan dimulai dari diri kita sendiri, dengan bersikap tenang dan
tidak terbawa pengaruh emosi dalam jiwa kita. Karena jiwa kita sendirilah yang
dapat kita kontrol untuk terlepas dari rasa kegelisahan.
Kegelisahan
yang sering terjadi pada manusia adalah disaat seseorang pernah melakukan
sebuah perbuatan buruk. Hal ini lah yang membuat seseorang mengalami
kegelisahan. Hatinya tidak tenang, dia merasa cemas. Karena terlalu memikirkan
perbuatan buruk yang sudah dilakukannya. Akhirnya orang tersebut terlihat
murung, menyendiri dan merasa kesepian dan terasing. Oleh karena itu, kami
kelompok 12 membuat makalah Ilmu Budaya Dasar tentang “Manusia dan Kegelisahan”
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kegelisahan
Kegelisahan menurut Sigmund Freud merupakan gambaran hati seseorang yang tidak tentram. Kegelisahan ialah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tecapai.
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak
tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas.
Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram
hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya,
tidak sabar dalam kecemasan. Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari
kecemasan. Masalah kecemasan atau kegelisahan juga dengan masalah frustasi,
yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi
karena apa yang diinginkan tidak tercapai. Sigmund Freud ahli psikonalisa
berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia, yaitu:
1. Kecemasan Obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah perasaan sebagai akibat
pengamatan atau bahaya dari luar. Pengalaman bagaya dan timbulnya kecemasan
mungkin dari sifat bawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi
kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada di dekat dengan benda-benda
tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
Sebagai contoh: Jika ada seseorang yang takut kegelapan, tiba-tiba listrik di rumahnya padam pada malam hari dan menyebabkan gelap disekeliling , maka kecemasan akan mencekam seseorang itu.
Sebagai contoh: Jika ada seseorang yang takut kegelapan, tiba-tiba listrik di rumahnya padam pada malam hari dan menyebabkan gelap disekeliling , maka kecemasan akan mencekam seseorang itu.
2.
Kecemasan Neorotik (syaraf)
Kecemasan
ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah, kecemasan yang
timbul karena penyesuaian diri dan lingkungannya. Kecemasan timbul karena orang
itu takut akan bayangannya sendiri, atau takut pada id-nya sendiri, sehingga
menekan ego.
Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia adalah bahwa intensitet ketakutan melebihi proprsi yang sebenarnya dari obyek yang ditakutkan.
Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia adalah bahwa intensitet ketakutan melebihi proprsi yang sebenarnya dari obyek yang ditakutkan.
Sebagai
contoh, Yanti adalah anak siswi kelas 7. Ia sudah sangat merasa nyaman berada
di kelas itu, karena sewaktu ia SD ia selalu di bully oleh teman-temannya. Saat
kenaikan kelas ia merasa takut apabila harus berpisah dengan temannya dan
merasakan hal yang sama sewaktu ia berada di tingkat berikutnya.
3. Kecemasan
Moril
Kecemasan ini disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap
pribadi memiliki macam-macam emosi antara lain : iri, benci, dendam, dengki,
marah, gelisah, cinta, rasa kurang. Sifat-sifat yang speperti ini adalah sifat
terpuji, bahkan membuat takut, cemas, dan putus asa.
Contoh : Bila ada seseoarang yang merasa dirinya kurang cantik, maka dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan, sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan, sehingga kawan-kawannya lebih dinilai sebagai lawan. Dengan demikian ketidakmampuannya menyamai kawan-kawannya menimbulkan kecemasan moril.
Contoh : Bila ada seseoarang yang merasa dirinya kurang cantik, maka dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan, sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan, sehingga kawan-kawannya lebih dinilai sebagai lawan. Dengan demikian ketidakmampuannya menyamai kawan-kawannya menimbulkan kecemasan moril.
Ø Sebab-sebab
Seseorang Gelisah:
1.
Panik
Panik
adalah sebuah perasaan dari ketakutan dan kecemasan. Panik merupakan ketakutan
dan kecemasan yang terjadi secara mendadak dari sebuah peristiwa yang terjadi.
Rasa panik dapat menyebabkan seseorang menjadi gelisah. Dengan adanya rasa
panik otomatis timbulnya perasaan tidak tenang dan mengakibatkan seseorang
menjadi gelisah.
2. Kesulitan Ekonomi
Kesulitan ekonomi merupakan kesulitan yang dialami ketika
seseorang merasakan kondisi sulit dalam kehidupan ekonomi. Seperti hal nya
tidak mempunyai uang atau kelangkaan dalam suatu barang pemuas kebutuhan.
Dengan adanya kesulitan ekonomi, ada beberapa orang yang merasa terdesak dan
gelisah untuk berfikir bagaimana caranya agar bisa menyelesaikan kesulitan
ekonomi tersebut.
3. Persiapan yang Tidak Matang
Segala sesuatu kegiatan yang dilakukan, harus dengan
persiapan yang matang. Apabila kita akan melakukan sesuatu tetapi belum ada
persiapan yang matang, maka dapat terjadi kegelisahan.
Contoh nya seperti dalam menghadapi ujian, tetapi belum ada
persiapan yang matang dalam menjalani ujian tersebut, maka kemungkinan perasaan
gelisah akan timbul.
Usaha-usaha yang digunakan dalam mengatasi kegelisahan:
·
Dengan
memerlukan sedikit pemikiran yaitu, pertama kita menanyakan pada diri kita
sendiri (instropeksi),akibat yang paling buruk yang bagaimanakah yang akan kita
tanggung atau yang akan terjadi,mengapa hal itu terjadi,apa penyebabnya dan
sebagainya.
·
Kita
bersedia menerima sesuatu yang terjadi pada diri kita dengan rasa tabah dan
senang hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dari jiwa kita. Bersamaan
berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi
keburukan-keburukan akibat timbulnya kecemasan tersebut dalam jiwa kita.
·
Berdoa kepada
Tuhan dengan sungguh-sungguh sabar,tabah,senang dan ikhlas sehingga Ia mau
mengabulkan permohonan kita dari perasaan kecemasan ini,sebab Tuhan adalah yang
paling Maha Pemurah,Maha Pengampun,Maha Pengasih dan Maha Penyayang bagi
umatnya yang mau berdoa dan memohon kepadaNya
B. Pengertian
Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, asal kata dari kata
dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata
terasing berarti tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain,atau
terpencil. Jadi, keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan
dari pergaulan, terpisah dari yang lain atau terpencil. Apapun makna yang kita
lekatkan pada istilah keterasingan, yang jelas ia merupakan bagian dari hidup
manusia. Sebagai bagian dari hidup manusia, sebagaimana juga kegelisahan, maka
keterasingan pun memiliki sifat universal. Ini berarti bahwa keterasingan tidak
pernah mengenal perbedaan manusia. Sebentar ataukah lama setiap orang akan
pernah mengalami keterasingan ini, meskipun kadar atau penyebabnya
berbeda-beda.
Contoh :
Murni gadis lincah, bebas, dan pandai bergaul. Kawannya
banyak dan hilir mudik bergantian datang dan mengajak pergi. Pada suatu hari
tersiar berita ia mendapat “kecelakaan”. Sejak itu ia tidak pernah menampakkan
diri dan tak ada kawan yang hilir mudik datang berkunjung dan mengajak pergi.
Ia menyembunyikan diri di kamar, malu keluar. Ia hidup dalam keterasingan.
Sebab
– sebab keterasingan :
Bila kita memperhatikan contoh Murni tidak mau bergaul lagi
dengan kawan-kawannya, hidup menyendiri, karena malu atas perbuatannya yang
melanggar moral. Jadi, sebab-sebab hidup terasing itu bersumber pada :
1. Perbuatan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat
Antara
lain mencuri, bersikap angkuh atau sombong.Sikap dan perbuatan seseorang
tidaklah mesti sesuai dengan aspirasi orang lain, lebih-lebih dalam masyarakat
yang beragam seperti masyarakat kita ini, bilamana ketidaksesuaian ini
berkembang bisa diduga akan timbul jarak antara orang satu dengan lainnya.
2. Sikap rendah diri
Sikap rendah diri menurut Alex Gunur adalah sikap kurang
baik. Sikap ini menganggap atau merasa dirinya selalu atau tidak berharga,
tidak atau kurang laku, tidak atau kurang mampu di hadapan orang lain. Sikap
ini disebut juga sikap minder. Jadi, bukan orang lain yang menganggap dirinya
rendah, tetapi justru dirinya sendiri.
3. Takut kehilangan hak
Budi mempunyai sifat pemarah, sebentar-bentar menantang orang
dan mengajaknya berkelahi. Ia menganggap lawannya pasti kalah. Ia tak kenal
istilah musyawarah, akibatnya semua teman-temannya perlahan-lahan menjauhinya,
sehingga ia terasing dari pergaulan. Jadi, bila kita renungkan, orang hidup
dalam keterasingan karena takut kehilangan haknya. Seperti halnya Budi yang
merasa takut kehilangan hak nama baiknya. Ia merasa lebih dari orang lain,
sehingga bila ada orang yang melebihinya, ia segera mengajaknya berkelahi.
4. Kerinduan
Kadang-kadang keterasingan disebabkan pula oleh rasa kerinduan yang begitu hebat baik terhadap keluarga, teman, suasana,atau bahkan terhadap suatu tempat. Adalah satu hal yang wajar apabila seseorang yang berada jauh dari keluarga akan merasakan kerinduan yang begitu hebat terhadap keluarganya. Dalam kondisi yang demikian ini tidak heran kalau kemudian yang bersangkutan merasa terasing, kendatipun lingkungan sekitarnya mampu memenuhi kebutuhannya.
Kadang-kadang keterasingan disebabkan pula oleh rasa kerinduan yang begitu hebat baik terhadap keluarga, teman, suasana,atau bahkan terhadap suatu tempat. Adalah satu hal yang wajar apabila seseorang yang berada jauh dari keluarga akan merasakan kerinduan yang begitu hebat terhadap keluarganya. Dalam kondisi yang demikian ini tidak heran kalau kemudian yang bersangkutan merasa terasing, kendatipun lingkungan sekitarnya mampu memenuhi kebutuhannya.
C. Pengertian Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi, artinya sunyi, lengang,
tidak ramai, tidak ada orang atau kendaraan, tidak banyak tamu, tidak banyak
pembeli, tak ada apa-apa, dan sebagainya. Kesepian adalah keadaan sepi atau hal
sepi. Contoh :
1. Setelah anaknya yang telah menikah itu memiliki rumah
sendiri, ibu Hadi merasa kesepian.
2. Setelah tembakan gencar itu berhenti, jalan-jalan tampak
sepi. Orang-orang takut keluar, bahkan suara deru mobil pun tak kedengaran.
3. Karena pak Parman dan ibu Parman kurang bergaul, ditambah
keadaan hari itu hujan lebat, maka resepsi perkawinan anaknya sepi, tamu kurang
sekali.
Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian
merupakan bagian hidup manusia. Lama atau sebentar perasaan kesepian ini
bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.
Sebab-sebab
terjadinya kesepian :
Bermacam-macam penyebab terjadinya kesepian. Salah satunya
adalah frustasi. Orang yang frustasi tidak mau diganggu,ia lebih senang dalam
keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan sebagainya. Ia lebih senang hidup
sendiri.
Bila kita perhatikan sepintas lalu mungkin keterasingan dan
kesepian hampir serupa, tetapi sebenarnya tidak sama, walaupun keduanya ada
hubungannya. Perbedaan antara keduanya hanya terletak pada sebab akibat.
Kesepian merupakan akibat dari keterasingan dan keterasingan sebagai akibat
sombong, angkuh, kaku, keras kepala, sehingga dijauhi kawan-kawan sepergaulan.
Akibatnya, orang yang dijauhi itu hidup terasing, terpencil dari keramaian
hidup sehingga mereka merasa kesepian. Menurut Middlebrook (1980), ada 2 faktor
penyebab kesepian yaitu :
1.
Faktor Psikologis, yang terdiri
dari :
·
Existential Loneliness
: Kesepian yang disebabkan oleh kenyataan atau adanya keterbatasan keberadaan
manusia yang disebabkan oleh terpisahnya seseorang dengan orang-orang lain,
sehingga tidaklah mungkin baginya untuk berbagi perasaan dan pengalamannya
dengan orang lain.
·
Pengalaman traumatis
karena hilangnya orang-orang terdekat
Contoh : Hilangnya seseorang yang sangat dekat dengan
individu secara tiba-tiba tanpa bisa dihindari seringkali dianggap sebagai
penyebab kesepian.
·
Kurangnya dukungan dari orang lain atau
orang-orang terdekat
Contoh
: Kesepian yang dialami oleh mereka yang merasa tidak sesuai dengan
lingkungannya. Orang yang mengalami kesepian manganggap diri mereka sebagai
orang yang diremehkan dan ditolak dalam lingkungannya.
·
Adanya suatu masalah
krisis dalam diri seseorang dan kegagalan
Contoh : Bila seseorang telah merasa harga dirinya terganggu,
ia akan menghilangkan semangatnya dan merasa kosong serta menghindarkan diri
untuk mengadakan hubungan dengan lingkungannya.
·
Memiliki rasa kurang
percaya diri
Contoh : Meskipun individu dapat melakukan hubungan sosial
dengan baik, namun ia merasa bahwa lingkungan disekitarnya kurang
melibatkannya, sehingga menyebabkan individu merasa kesepian, ia hanya dapat
berhubungan sosial secara formalitas saja.
·
Kepribadian yang tidak
sesuai dengan lingkungan
Contoh : Orang-orang yang menjengkelkan, seperti: pemarah,
terlalu patuh dan tidak mempunyai kemampuan bersosialisasi akan dihindari dari
lingkungannya, sehingga mereka merasa kesepian.
·
Ketakutan untuk
menanggung resiko sosial
Contoh : Seseorang akan merasa takut jika terlalu dekat
dengan orang lain, tidak mau bercerita banyak, sehingga mereka yang kesepian
akan melihat kedekatan sosial sebagai sesuatu yang berbahaya dan penuh resiko.
2.
Faktor Sosiologis,
yang terdiri dari :
·
Takut dikenal orang
lain
Contoh : Seseorang akan merasa takut dikenal oleh orang lain,
sehingga hal tersebut menghilangkan kesempatannya untuk berhubungan dekat
dengan orang lain.
·
Nilai-nilai yang
berlaku pada lingkungan sosial
Contoh : Nilai-nilai yang dianut masyarakat seperti privacy dan
kesuksesan dapat menyebabkan seseorang merasa kesepian karena ia merasa terikat
oleh nilai-nilai tersebut.
·
Kehidupan di rumah : Rutinitas kegiatan
di rumah seperti : adanya jam makan, keributan di rumah dan kebiasan lainnya
juga akan menyebabkan seseorang merasa kesepian karena ia merasakan kejenuhan.
·
Perubahan pola-pola dalam keluarga
Contoh
: Kehadiran orang lain dalam keluarga akan menyebabkan terganggunya hubungan dengan
anggota keluarga lain.
·
Berpindah tempat : Seringnya pindah dari
satu tempat ke tempat yang lain menyebabkan seseorang tidak dapat menjalin
hubungan yang akrab dengan orang disekitarnya.
·
Terlalu banyak jumlah
orang dalam suatu organisasi : Terlalu banyak orang di sekeliling individu akan
menambah perasaan terisolasi. Hal ini akan membuat individu sulit untuk
mengenal satu sama lain.
F.
Pengertian Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal
dari kata tidak pasti artinya tidak menentu (pikirannya) atau mendua, atau apa
yang dipikirkan tidak searah dan kemana tujuannya tidak jelas. Itu semua akibat
pikirannya yang tidak dapat konsentrasi. Ketidakkonsentrasian itu disebabkan
oleh berbagai sebab, yang paling utama adalah kekacauan pikiran. Ketidakpastian
atau ketidaktentuan adalah bagian hidup manusia. Setiap orang hidup pasti
pernah mengalaminya. Bahkan anak kecil sekalipun pernah mengalaminya, misalnya,
ketika anak kecil ditinggalkan ibunya, ia menangis kebingungan. Kebingungan itu
menunjukan adanya ketidakpastian, seperti anak ayam yang kehilangan induknya.
Sebab - sebab ketidakpastian :
1. Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurose jiwa, yaitu adanya pikiran
atau perasaan tertentu yang terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak
menyenangkan, atau penyebab lain yang tidak diketahui oleh penderita. Misalnya
selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia. Contoh : Seorang pedagang
yang maju pesat, pada suatu saat berpikir olehnya ada kswan yang ingin
menjatuhkannya. Pikirannya itu semakin menjadi-jadi, apalagi setelah ia
mengalami kerugian.
2. Phobie
Phobie adalah rasa ketakutan yang tak terkendalikan atau
tidak normal terhadap sesuatu hal atau kejadian, tanpa diketahui
sebab-sebabnya. Contoh : Orang yang takut terhadap tempat yang tinggi. Secara
tidak sengaja, ia terus menelusuri jalan mendaki. Sesampainya di puncak
ketinggian, ia ketakutan luar biasa.
3. Kompulasi
Kompulasi ialah adanya keraguan yang sangat mengenai apa yang
telah dikerjakannya, sehingga ada dorongan yang tidak disadari untuk selalu
melakukan perbuatan-perbuatan yang serupa berulang kali. Contoh : Keinginannya
mengambil barang orang (mencuri), padahal barang itu tidak bermanfaat baginya,
dan ia mampu andaikata ingin membelinya.
4. Histeria
Histeria ialah neurose jiwa yang disebabkan oleh tekanan
mental kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu
menguasai diri, atau sugesti dari sikap orang lain. Contoh : Neneng, seorang
gadis yang cukup manis, suatu hari melihat pacarnya berjalan-jalan dengan
seorang gadis yang belum pernah dikenalnya. Rasa cemburu berkecamuk di hatinya
dan setibanya di rumah dia beteriak histeris.
5. Delusi
Menunjukan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan
keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan
tidak sesuai dengan pengalaman.
6. Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Seperti
para prewangan (medium) dapat digolongkan pada pengalaman halusinasi. Dengan
sugesti diri, orang dapat juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat
dialami oleh orang yang mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena
halusinasi, orang merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan
itu menemukan sasarannya. Ini tampak pada perbuatan-perbuatan penderita
(penderita itu dapat menyadari perbuatannya itu, tetapi tidak dapat menahan
rangsangan khayalan sendiri). Contoh : Atang memang seorang peminum. Bila
sedang marah, ia makin banyak minumnya sehingga mabuk dan mengoceh (berbicara)
tidak menentu.
7. Keadaan emosi
Dalam keadaan tertentu, seseorang sangat dipengaruhi oleh
emosinya. Jika emosi telah menguasai keseluruhan pribadinya, ia akan mengalami
gangguan nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan
darah tinggi/lemah. Sikapnya bisa apatis atau bisa juga terlalu gembira dengan
melampiaskan dalam gerakan-gerakan lari-larian, menyanyi, tertawa atau
berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak
bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu
bahasa, atau termenung menyendiri. Orang seperti ini tidak mungkin dapat
berpikir dengan tenang dan baik.
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian
pembahasan mengenai Manusia dan Kegelisahan yang telah kami paparkan, maka kami dapat menyimpulkan bahwa kegelisahan
merupakan bagian hidup manusia. Tiap manusia, dengan tidak memperdulikan
segala latar belakang dan kemampuannya, pasti akan mengalami kegelisahan,
entah sebentar atau lama, relative ringan ataupun berat. Yang demikian ini
boleh jadi sangat wajar mengingat manusia mempunyai hati dan perasaan.
Adapun bentuk-bentuk kegelisahan
berupa keterasingan, kesepian, dan ketidakpastian mempunyai hubungan yang erat
dan mempengaruhi satu sama lain. Adapun bentuk-bentuk kegelisahan berupa keterasingan,
kesepian, dan ketidakpastian mempunyai hubungan yang erat dan mempengaruhi satu
sama lain.
Sedangkan cara- cara mengatasi kegelisahan
yaitu dengan bersikap tenang, merupakan sikap mengontrol perasaan menjadi rileks. Yang kedua adalah dengan
intropeksi diri, sangat diperlukan untuk membantu menghilangkan perasaan gelisah. Dengan
adanya intropeksi diri seseorang akan mulai berfikir apa penyebab kegelisahan
nya dan bagaimana cara menyelesaikan permasalahan nya tanpa harus merasa
gelisah. Dan yang terakhir adalah
dengan
berserah diri kepada Tuhan, kegelisahan terkadang membuat diri seseorang lupa
akan ada nya Tuhan yang selalu siap membantu . Apapun yang membuat
kita gelisah, apabila kita memasrahkan diri kepada tuhan kemungkinan tuhan
akan memberikan jalan keluar dari kegelisahan yang kita alami.
DAFTAR PUSTAKA